Monday, July 6, 2009

MAIDATURRAHMAN

Aku tu paling suka maidaturrahman. Emangnya apa sih maidaturrahman? Gak tahu ya! Kacian deh lho. Ya udah aku kasih tahu neh. Pastinya maidaturrahman itu terdiri dari dua suku kata: Maidah artinya hidangan dan arrahman, Yang Maha Pengasih yaitu salah
satu nama Allah. Nah jadi kalau bulan puasa (Ramadhan) di mesjid-mesjid itu sering ngadain maidaturrahman sebagai hidangan buka puasa bagi orang yang berpuasa. Jadi kalau diartikan, maidaturrahman itu adalah jamuan Allah, begitulah kira-kira.

Selaku mahasiswa, tentu nikmat ini tak lepas dari pengamatan, observasi dan pemetaan (hehe). Makanya menjelang maghrib sebagian orang termasuk aku yang berstatus mahasiswa ini pada nyebar. Bukan apa-apa selain menghemat biaya pengeluaran harian, menunya juga lumayan bergizi: daging atau ayam tambah lagi buah-buahan atau juz buah kemasan. Siapa yang gak ngiler ayo!

Selain di mesjid-mesjid, kadang maidaturrrahman juga ada di sebagian halaman apartemen orang kaya Mesir. Yang asiknya, kalau apartemennya dekat dengan apartemen kita. Tinggal loncat, jalan dikit…nyampe deh. Tapi biasanya ini jarang. Soalnya kalau apartemen orang kaya, biasanya disampingnya juga kaya. Nah mahasiswa…ya susah lah jadi tetangga orang kaya, palingan jarak ratusan meter.

Atau ada juga yang dibagi-bagikan menjelang maghrib. Sebagian mahasiswa Indonesia ada kepilih tuh menjadi koordinator maidaturrahman. Jadi kita tinggal catat nama (sepeti pendaftaran gitu lah) dan tulis berapa banyak kepala yang ada dirumah trus menjelang maghrib datang ngambil bungkusan. Enak bukan!! Mahasiswa emang dianak emaskan. Para muhsinin (dermawan) Mesir itu tahu, selain uang pas-pasan, mahasiswa itu kan nuntut ilmu dan orang nuntut ilmu sama seperti orang yang berjihad. Mereka tuh senang membantu para penuntut ilmu.

Kadang aku juga malas ngambilnya. Soalnya penyakit malasku lagi kumat (emang sering kumat). Mendingan masak sendiri pikirku, walaupun sedikit kurang bergizi setidaknya lebih enak dikitlah. Lagian aku juga malas keluar rumah dalam perut lapar dan haus. Lemas lagi.

Kalau soal masak, wah aku bukan ahlinya. Aku paling pakar dalam menikmati hehehe…tapi masih mendinglah buat kalangan pribadi dan teman rumah, asal jangan dibagikan ama tetangga heheheh. Soalnya pernah kejadian aku masak di rumah teman (waktu masih anak baru), ternyata satu orangpun gak ada yang mau makan. Bukan mereka gak mau menghargai, tapi memang gak pantas untuk dimakan huk..huk..huk.

Kalau ingin perbaikan gizi, maidaturrahman memang pilihan tepat, tapi untuk kelezatan…gimana ya?? Jadi ada semboyan tuh "perbaikan gizi tapi tak perbaikan selera" hehehe.

Menu maidaturrahman itu original, alias gak banyak bumbu ini dan bumbu itu. Orang Mesir emang kurang lihai dalam seni memasak. Jadi daging yang dihidangkan cuma direbus plus sayur kacang yang tak berasa kecuali rasa garam dan sedikit merah tapi gak pedas (orang Mesir gak suka pedas). Kalau ayam lumayanlah, karena ayam panggang, besar-besar lagi potongannya. Satu ayam dipotong empat. Jadi rasanya asli gitu. Ayam ya rasa ayam, daging ya rasa daging. Bukan seperti masakan Indonesia, yang rame bumbu. Lihat aja rendang, daging ama bumbu sama beratnya. Kirain daging eh rupanya lengkuas.

Bulan ramadhan emang bulan penghematan besar-besaran. Bukan karena makan dan pengeluaran sedikit tapi karena pemasukan banyak. Belum lagi ditambah musaadah (bantuan) uang tunai maupun sembako. Biasanya, menjelang Ramadhan BWKM bagi-bagi sembako: beras, gula, minyak dan teh. Kalau yang dah berkeluarga malah dapat porsi jumbo. Kalau digabung ama teman-teman satu rumah, bisa setengah karung lebih hasilnya.

Kalau menjelang akhir ramadhan, sering-sering aja ke Mesjid soalnya ada pembagian zakat. Yang canggihnya, ada temen yang sudah hapal mesjid-mesjid mana aja yang akan menyalurkan zakat (dah dipeta-petakan kali). Mahasiswa juga termasuk ibnu sabil, salah satu orang yang berhak mendapatkan bantuan zakat.

Yang ngambil zakat bukan orang Indonesia aja, termasuk juga mahasiswa Thailand, Filiphina, Afrika, Rusia dan Negara-negara sekitarnya. Mahasiswa Malaysia juga, tapi lebih dikit. Kalau Brunei kayaknya gak lah. Ada juga mesjid yang mengkelompokkan berdasarkan Negara. Hari ini untuk Rusia misalnya, hari berikutnya untuk Asia atau Afrika. Kalau uang masih banyak, malah disuruh untuk manggil teman-teman yang lain.

Well salut deh ama tradisi puasa di sini. Jiwa kedermawanan orang Mesir tuh tinggi. Bukan hanya orang kaya aja, orang yang kurang mampu juga berusaha untuk memberi. Aku aja sering jumpa ama bapak-bapak yang mau membagikan satu butir kurma kering ama setiap jamaah sholat maghrib. Asli, cuma satu butir doang, gak dua. Itukan buktinya dia kurang mampu, tapi tetap juga masih mau bersedekah.

Pesan orang tua: yang penting niat dan ketulusannya!!! (aku juga tulus kok ngambilnya).

Kalau aku pikir-pikir, walaupun aku berhak mendapatkan zakat dan diperlakukan dengan hormat, tapi tetap aja ada sebersit rasa kurang enak ngambilnya. Tapi gimana lagi ya. Aku kan butuh sewa apartemen, ongkos, ama beli-beli buku. Belum lagi mikirin utang yang gali lobang tutup lobang. Enaknya sih kayak mahasiswa Malaysia atau Brunei, yang dari sononya dapat bantuan studi dari pemerintahan masing-masing plus asrama. Kalau kita yang dari Indonesia…ya jangan harap.

Tapi walaupun gitu, kita masih bisa bangga. Soalnya, untuk kawasan Asia Tenggara, kita masih teratas dalam akademis. Banyak juga kok mahasiswa Malaysia yang minta bimbingan dengan Indonesia. Jadi masih bisa banggalah dengan status WNI. Cuma sebel aja ama pemerintah yang gak care ama kita-kita ini.

Eniwei kita tetap bersyukur, masih ada azhar yang mau ngasih uang saku buat mahasiswa dan menggratiskan biaya pendidikan. Kalo diktat ya beli (masa mau gratis semua). Tapi sering juga kok pembagian diktat majjanan , asal sabar nunggu dan mau ngantri. Prinsip yang harus di pegang di Mesir ini: sabar..sabar..dan sabar. Kalo gak sabar, silahkan minggat.


0 comments:

Post a Comment

  © Sponsored by khazanah1

Kembali ke ATAS