Senandung Durjana
O kamu yang dibalut kearifan, yang buku-buku memenuhi kepala
Datanglah padaku
Ringkus, penjarakan dalam kebijaksanaanmu
Tapi..
Mampukah engkau menangkapku,
mengikuti alur logikaku
Ketahuilah..
Aku menguasai akses perak dan politik
Syairku memenuhi media dan tulisan
Aparat dan hukum dalam mantraku
Sedang kamu terlelap dalam khutbah-khutbah membosankan
Kalau begitu, dengan jaring apa kau jerat aku
Sihir milikku lebih memabukkan dari anggur hikmahmu
Perut dan pakaian bala tentaraku
10/1/2010
Sunday, January 10, 2010
PRIBADI
Merengek meminta
Melucuti diri, rapuh, mengakui,
merendah diri, malu-malu dan memuja.
Takut, cemas, harap dan menangisi
percaya diri, optimis, senyum,
kokoh, elegan, kaya.
Tak meminta dan menunduk-nunduk
Gunung sinai di ukir
Jangan dibalik atau disamakan
Dihadapan Tuhan adalah anak kecil
Pada semesta dan manusia ia perkasa
Singa di siang hari, rahib di hening malam
2009
Dekat Kok
Hai musafir..
Berapa lama lagi kau akan berjalan
Pencarianmu sia-sia belaka,
karena menolak desah manusia.
Dia ada di sini
Dekat kita sendiri
Arungi setiap nadi
Akan kau jumpai misteri
Januari 2010
Taman Diri
Bangunlah taman dalam dirimu
petik buahnya kapan dimana saja
taman pada dirimu
menghanguskan taman-taman luar
Januari 2010
Nadi Bangsaku
Ketakutan mulai menghampiri
Padam sudah api dalam sekam
Aku diam, beku, pekat, lunglai
O mentari pagi, usir monster malam itu dari pandangan
Nyalakan apiku
Dunia sepenuhnya milik pribadi-pribadi besar, bukan milik orang kaya, bangsawan, politikus tapi kepunyaan si pembawa obor.
Di dadanya memancar seribu sungai
Nil, Eufrat, Tigris, Musi mengalir di jemarinya
Suluhnya selalu terang
Gairah membakar dadanya
Tembok Cina tunduk dalam pancaran kemilau
Hai pemilik catatan hikmah,
jangan tukar kertasmu dengan sehelai sutra
Buku kusammu lebih bernilai dibanding singgasana Romawi
Dialah bencana itu
Hatinya diliputi kekalahan
Bicaranya manis bak madu lebah hutan
Pembangunan, kerakyatan, kemandirian, toleransi, persamaan, serta isme-isme menghiasi bibir rancunnya.
Aku gak ngerti apa yang mereka katakan
Semuanya terasa asing bagiku
Kecerdasannya tak di-imbangi kejujuran intelektual
Samar kudengar detak jantungku
Suara kekalahan, apatis, ketamakan memudarkan degup nadi
Bukit barisan tersimpuh di bawah patung liberti bak onggoan abu dapur
Hai Indonesia negeri madu, berhatilah pada Abdullah bin Ubay bin Salul
Parasnya memancarkan persahabatan, tapi hatinya ular
Dialah yang menjual bangsa demi perut dan pakaian
Dia bukan orang asing, bagian keluarga ini
2009
Kembali
Adakah sinar menghampiri
Mana ar Raniri Hamzah Fansuri
Adakah berdiri di kaki sendiri,
atau tergantung bius bermerek kesturi
Mari ke dalam diri
Reguk hikmah taman sari
Suluh Baghdad Cordoba,
akan kembali bercahaya
04/01/2010